Ternyata tubuh manusia memiliki jam
biologis yang dapat menentukan ritme alamiah ketika melakukan aktivitas
tertentu. Jika kebanyakan orang memilih berhubungan seks di waktu malam
hari, tubuh manusia memilih di pagi hari untuk segala bentuk aktivitas
romantis tersebut. Dalam menentukan ritme beraktivitas, tubuh dan
pikiran manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Jam biologis atau
circadian rythm merupakan salah satunya, sedangkan berbagai faktor
lainnya pernah diungkap dalam penelitian London School of Economics
belum lama ini.
Dikutip dari Msnbc.com, berikut ini adalah waktu-waktu terbaik untuk beraktivitas berdasarkan ritme alamiah tubuh manusia.
Pukul 7-9:
Waktu terbaik untuk bermesraan Waktu terbaik untuk mengumbar gairah bersama pasangan adalah pagi hari, sesaat setelah bangun tidur. Penelitian di Inggris membuktikan pada waktu-waktu tersebut kadar hormon oksitosin atau hormon cinta berada pada titik tertinggi. Bagi yang belum punya pasangan, pagi hari juga cocok untuk menjalin keakraban dengan tetangga atau teman dekat.
Pukul 9-11:
Energi kreatif memuncak Menjelang siang, kadar oksitosin akan terus menurun dan digantikan oleh hormon stres yakni kortisol. Namun hingga pukul 11, kadar kortisol belum terlalu tinggi sehingga sangat mendukung untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kreativitas, kosentrasi dan daya analisis tinggi seperti menyiapkan presentasi dan mengembangkan ide baru.
Pukul 11-14:
Paling bersemangat Setelah memuncak pada tengah malam, kadar melatonin atau hormon pemicu rasa kantuk akan terus menurun pada pagi hari dan mencapai titik terendah pada tengah hari. Pada saat ini stamina berada pada puncaknya, sehingga bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang menguras energi.
Pukul 14-15:
Waktunya istirahat Selepas siang, semangat kerja akan sedikit menurun meski sesungguhnya secara fisik belum kehabisan energi. Rasa mengantuk dan tidak bersemangat dipicu oleh berkurangnya suplai oksigen di otak, sebab setelah makan siang aliran darah akan terkonsentarsi di perut untuk membantu proses pencernaan.
Pukul 15-18:
Waktunya berinteraksi Kelelahan pada waktu-waktu menjelang sore akan meyebabkan ketajaman otak menurun, namun belum tentu menyebabkan stres. Selama kadar kortisol belum meningkat, seseorang masih bisa melakukan aktivitas interaktif misalnya menggelar rapat dalam suasana santai. Interaksi interpersonal dengan rekan kerja atau relasi bisnis bisa terjalin dengan lebih rileks pada waktu-waktu tersebut.
Dikutip dari Msnbc.com, berikut ini adalah waktu-waktu terbaik untuk beraktivitas berdasarkan ritme alamiah tubuh manusia.
Pukul 7-9:
Waktu terbaik untuk bermesraan Waktu terbaik untuk mengumbar gairah bersama pasangan adalah pagi hari, sesaat setelah bangun tidur. Penelitian di Inggris membuktikan pada waktu-waktu tersebut kadar hormon oksitosin atau hormon cinta berada pada titik tertinggi. Bagi yang belum punya pasangan, pagi hari juga cocok untuk menjalin keakraban dengan tetangga atau teman dekat.
Pukul 9-11:
Energi kreatif memuncak Menjelang siang, kadar oksitosin akan terus menurun dan digantikan oleh hormon stres yakni kortisol. Namun hingga pukul 11, kadar kortisol belum terlalu tinggi sehingga sangat mendukung untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kreativitas, kosentrasi dan daya analisis tinggi seperti menyiapkan presentasi dan mengembangkan ide baru.
Pukul 11-14:
Paling bersemangat Setelah memuncak pada tengah malam, kadar melatonin atau hormon pemicu rasa kantuk akan terus menurun pada pagi hari dan mencapai titik terendah pada tengah hari. Pada saat ini stamina berada pada puncaknya, sehingga bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang menguras energi.
Pukul 14-15:
Waktunya istirahat Selepas siang, semangat kerja akan sedikit menurun meski sesungguhnya secara fisik belum kehabisan energi. Rasa mengantuk dan tidak bersemangat dipicu oleh berkurangnya suplai oksigen di otak, sebab setelah makan siang aliran darah akan terkonsentarsi di perut untuk membantu proses pencernaan.
Pukul 15-18:
Waktunya berinteraksi Kelelahan pada waktu-waktu menjelang sore akan meyebabkan ketajaman otak menurun, namun belum tentu menyebabkan stres. Selama kadar kortisol belum meningkat, seseorang masih bisa melakukan aktivitas interaktif misalnya menggelar rapat dalam suasana santai. Interaksi interpersonal dengan rekan kerja atau relasi bisnis bisa terjalin dengan lebih rileks pada waktu-waktu tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar